Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi 50 - 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 - 8 cm, lebar 1 - 3 cm.
- Hepatitis, infeksi saluran empedu,
- Radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis)
- Demam malaria
- Kencing nanah (gonore), kencing manis (DM)
- TB paru, skrofuloderma, sesak napas (asma)
- Darah tinggi (hipertensi)
- Kusta (morbus hansen = lepra)
- Leptospirosis
- Kanker: penyakit trofoblas seperti kehamilan anggur (mola hidatidosa) dan penyakit trofoblas ganas (tumor trofoblas), serta tumor paru.
Cara Pemkaian Herba Sambiloto :
Herba kering sebanyak 10 - 20gr direbus atau herba kering digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 - 4 kali sehari, 4 - 6 tablet. Untuk pengobatan kanker, digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet. Untuk pemakaian luar, herba segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.
0 comments:
Posting Komentar